-->

3 Faktor Yang Menjadikan Madura Zona Rawan Gempa

3 Faktor Yang Menjadikan Madura Zona Rawan Gempa 

1. Faktor Pertama Adalah Kondisi Tektonik. 

secara tektonik Pulau Madura merupakan kawasan rawan gempa, karena letaknya berada di dalam zona jalur Sesar RMKS (Rembang, Madura, Kangean, dan Sakala).

Zona sesar RMKS ini memiliki arah barat-timur membentuk zona deformasi dengan lebar sekitar 15-40 km dan panjang 675 km dari area Rembang, Pulau Madura dan Kepulauan Kangean hingga Sakala di bagian timur.

"Sesar RMKS tergolong aktif karena banyak catatan sejarah yang menjadi bukti bahwa Sesar RMKS pernah memicu gempa signifikan dan merusak, seperti Gempa Rembang 1836 (VII MMI), Gempa Pati 1890 (VIII MMI), Gempa Sedayu 1902 (VI MMI), dan Gempa Lamongan 1939 (VII MMI)," kata dia.

2. Faktor Kedua Adalah Bukti Aktivitas Kegempaan (seismisitas). 

Jika diamati sebaran peta seismisitas wilayah Madura yang sudah terelokasi tampak terdapat klaster-klaster aktivitas gempa berkedalaman dangkal yang berasosiasi dengan aktivitas sesar, baik di bagian barat, selatan, dan timur Pulau Madura.

"Data gempa ini merupakan bukti konkrit bahwa Pulau Madura cukup aktif aktivitas kegempaannya," imbuh Daryono.

3. Faktoor Ketiga Adalah Catatan Gempa Dirasakan dan merusak. 

Gempa dirasakan di Pulau Madura tidak terjadi sekali ini saja. Pada 20 Februari 2017 gempa Sampang dengan kekuatan M=3,7 pernah mengguncang wilayah barat Madura seperti Sampang, Torjun, Ragung, Kedungdung, Karangtengah, Blega, dan Konang dalam skala intensitas III MMI.

"Saat itu dilaporkan banyak warga lari berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkn diri. Berikutnya adalah gempa Sumenep yang terjadi Rabu malam 13 Juni 2018 berkekuatan M=4,8 yang merusak puluhan bangunan rumah. Fakta ini semakin mengokohkan pendapat kita bahwa Madura memang zona rawan gempa," terang Daryono.